Pendamping Sekolah Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa Republika
Menjadi guru sejatinya adalah menjalankan peran yang sangat mulia.
Mulia karena ditangan seorang guru lah akan lahir generasi-generasi
penerus bangsa. Di tangannya pula lah akan muncul tokoh-tokoh atau kaum
intelektual yang akan menjadi agent of change. Maka sudah
sepatutnya seorang guru bersyukur dengan karunia yang luar biasa ini.
Pemerintah pun telah meningkatkan kesejahteraan para guru dengan
menaikkan gaji mereka. Bagi yang berstatus PNS, ada gaji pokok ditambah
tunjangan daerah. Besarnya gaji tergantung golongan mereka. Besarnya
tunjangan juga tergantung dari besarnya anggaran yang disediakan oleh
daerah masing-masing. Bagi guru-guru yang sudah mendapatkan sertifikasi,
total penghasilan mereka dalam satu bulan bisa mencapai 4-5 juta. Tentu
gaji yang bisa dibilang sudah mencukupi. Dengan gaji sekian, rasanya
tak perlu lagi khawatir memikirkan biaya hidup. Makanya tak heran hari
ini orang-orang berlomba-lomba untuk menjadi guru. Dimana-mana peminat
profesi ini terus mengalami peningkatan karena kebutuhan terhadap guru
juga meningkat.
Adanya perhatian serius dari pemerintah hendaknya menjadi penyulut
semangat bagi pahlawan tanpa tanda jasa ini agar terus meningkatkan
kualitasnya dari waktu ke waktu. Tidak sekedar menjalankan tugas, namun
harus memberikan yang terbaik bagi dunia pendidikan di tanah air. Tidak
sekedar masuk ke kelas dan memberikan pelajaran kepada murid-muridnya.
Tidak juga sekedar melaksanakan tanggung jawab. Namun lebih dari itu
yakninya menjadi guru yang kreatif, berwawasan, professional, bermoral,
kompeten dan pendorong perubahan.
Pertama,kreatif. Kreatif disini artinya bahwa seorang guru harus
punya terobosan-terobosan baru dalam mengajar atau punya ide-ide
cemerlang sehingga murid-muridnya bersemangat dan tidak bosan. Guru yang
kreatif adalah guru yang pintar dalam mencari peluang atau solusi dari
setiap kendala yang dihadapinya ketika mengajar. Contoh sederhana adalah
seorang guru membuat alat peraga melalui tangannya sendiri dengan
memanfaatkan barang-barang bekas, karena alat-alat peraga tidak mesti
harus selalu dibeli. Guru yang kreatif sangat pintar dalam menghangatkan
suasana di kelas sehingga murid-murid menyenanginya.
Kedua, guru yang berwawasan. Artinya seorang guru dituntut agar
memiliki wawasan yang cukup karena dia seorang pendidik dan pengajar.
Jika seorang guru tidak memiliki wawasan yang mumpuni maka bukan guru
yang sejati namanya. Jangan sampai wawasan seorang guru lebih sedikit
dibandingkan murid-muridnya. Apa kata dunia jika ada guru yang seperti
ini. Oleh karena itu seorang guru harus rajin membaca untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
Ketiga,guru yang professional. Profesional artinya seorang guru harus
punya kode etik keprofesian. Ia harus meletakkan sesuatu pada
tempatnya. Ketika sedang di sekolah maka dia harus menempatkan dirinya
sebagai seorang guru. Permasalahan dalam rumah tangganya tidak boleh
dibawa ke sekolah. Selain itu guru yang professional adalah guru yang
siap menerima kritikan dan saran yang dari orang lain meski pahit
sekalipun. Guru yang professional adalah guru yang punya etos kerja
tinggi, disiplin,dan bertanggung jawab
Keempat, guru yang bermoral. Artinya adalah bahwa seorang guru harus
punya akhlak yang baik ketika mengajar sehingga diharapkan dia bisa pula
menanamkan nilai-nilai dan norma dalam kehidupan kepada murid-muridnya.
Inilah yang paling penting sebab kecerdasan saja tidak cukup. Apa
jadinya jika seorang murid pintar tapi akhlaknya buruk. Lebih
menyedihkan lagi jika seorang guru mencontohkan prilaku yang tidak baik
kepada murid-muridnya. Maka seorang guru haruslah punya sikap yang
mencerminkan jati diri seorang pendidik
Kelima, guru yang kompeten. Artinya seorang guru harus punya daya
saing. Ia harus punya kelebihan dari guru-guru yang lainnya. Ia juga
harus melek dengan perkembangan IPTEK sehingga tidak dianggap kolot atau
ketinggalan jaman. Guru yang kompeten harus mampu mentransfer ilmu yang
dimilikinya kepada murid-muridnya, mengembangkan potensi mereka dan
terus mendorong mereka untuk maju
Keenam, guru yang mendorong perubahan. Artinya seorang guru harus
punya semangat yang tinggi untuk terus memperbaiki dirinya dari waktu ke
waktu. Ia juga harus sadar dengan kekurangan yang dimiliki dan berusaha
untuk terus mengembangkan kemampuannya. Ia pun harus mengenali
kelemahan murid-muridnya dan berusaha merubah prilaku mereka kearah yang
positif.
Disadari atau tidak, guru telah menyumbangkan peran yang begitu besar
dalam membangun bangsa ini. Pernahkah terlintas dalam benak kita
siapakah guru dari Soekarno? Siapa pula guru yang telah berhasil
melahirkan tokoh-tokoh seperti Muhammad Hatta, Buya Hamka, Muhammad
Natsir dan lain sebagainya? Mungkin banyak diantara kita yang tidak
mengetahuinya. Sejarah lah yang hanya bisa menjawabnya. Tentunya mereka
adalah guru-guru yang luar biasa. Mereka mendidik dengan cinta karena
cinta adalah energi terbesar yang bisa mengubah segalanya. Mereka
mengajar dengan keikhlasan karena hanya dengan keikhlasan lah pekerjaan
yang berat sekalipun akan terasa ringan. Tokoh besar hanya lahir di
tangan guru yang besar. Sebaliknya, guru yang biasa-biasa saja juga akan
melahirkan anak didik yang biasa-biasa saja.
Sejarah pun telah membuktikan bahwa guru menjadi penentu maju atau
mundurnya suatu bangsa. Ketika Amerika Serikat dan Sekutunya
meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki dengan bom atom, maka yang
ditanyakan pertama kali oleh Hirohito yang waktu itu menjadi kaisar
Jepang adalah berapa orang guru yang tewas? Hirohito tidak menanyakan
berapa banyak tentaranya yang tewas. Dia sadar bahwa kehilangan guru
lebih merugikan dibandingkan kehilangan tentaranya. Ini menjadi bukti
bahwa peran guru sangat vital bagi kemajuan bangsa manapun di dunia ini.
Sejak saat itulah Jepang mulai bangkit dan menata kembali peradabannya
dengan memberikan perhatian yang lebih terhadap dunia pendidikan.
Hasilnya bisa kita lihat bahwa hingga hari ini negara Sakura tersebut
menjadi kekuatan baru yang mampu bersaing dengan negara maju lainnya
seperti Amerika Serikat, Jerman, Inggris dan lain sebagainya.
Di Asia Tenggara sendiri ada Malaysia. Malaysia beberapa dekade
terakhir hanyalah negara yang dianggap sebelah mata alias tertinggal
dari negara kita. Negara bekas jajahan Inggris tersebut selalu
mengirimkan pelajarnya untuk mengenyam pendidikan di Indonesia karena
mereka menilai Indonesia telah melahirkan tokoh-tokoh besar sejak dahulu
kala seperti Soekarno, Syafrudin Prawiranegera, Ali Sastro Amijoyo,
Sutan Syahrir, Muhammad Hatta, Buya Hamka, M. Natsir dan banyak lagi
yang lainnya. Namun hari ini kita bisa melihat bahwa pelajar dan
mahasiswa kita lah yang banyak menuntut ilmu disana. Artinya adalah
Malaysia telah berhasil memajukan pendidikannya dengan sukses dan
berkesinambungan. Lalu bagaimana dengan negara kita hari ini? Pertanyaan
seperti ini perlu diulang-ulang agar menjadi evaluasi untuk kedepannya
bahwa dunia pendidikan harus terus disorot dan dibenahi dengan
semaksimal mungkin.
Peran guru dalam membangun bangsa sejatinya tak akan pernah
tergantikan sampai kapanpun. Sebab, ditangannyalah masa depan bumi
pertiwi ini dipertaruhkan. Jika seorang guru sudah memainkan perannya
seperti yang diatas, maka suatu saat nanti bangsa kita akan bisa berdiri
sejajar dengan negara-negara maju lainnya. Tentu saja untuk mencapai
cita-cita mulia ini tidak semudah membalikkan telapak tangan kita. Semua
pihak harus saling bekerjasama dan bahu membahu untuk mewujudkan
pendidikan yang berkualitas. Maka sebuah pertanyaan yang perlu
direnungkan bagi siapa saja yang mengaku sebagai seorang guru adalah
sudah sejauh mana peran kita dalam membangun bangsa?Kita sendirilah yang
bisa menjawabnya.
...lanjutkan baca...